Nulisnya cuma iseng, untuk merekam kejadian yang terlintas di benak. Tentang kami :)

Kamis, 24 Agustus 2017

Semua anak sama? atau dipaksa sama?

Sebenarnya cerita ini murni berisi kegalauan emak semata yang ingin berbagi opini dan curhat belaka. Maklum lah, emak-emak yang tidak siap anak dibandingkan, tidak suka anak disamaratakan dan tidak mau anak dipojok-pojokkan. *hikssssss......

Cerita bermula dari awal sekolah panglima dua tahun yang lalu. saat dia masuk teka. Sebagai anak yang kebiasaan di kekep dan jarang dikasi keluar rumah dengan alasan sensor emak terhadap lingkungan anak diseputaran rumah yang kala itu berbahaya, maka panglima tumbuh menjadi anak yang sedikit protektif dengan segala barang2nya dan penuh kehati2an dalam bergerak demi tidak mau menyakiti badannya sendiri dan kurang bersosialisasi. 

Kekurangan kah itu? Bagi kami sih no. Ga penting juga anak harus sangat bisa bergaul, toh dia bukan sosialita. Bergerak hati2? Kami aku yes, ngapain juga harus grasa grusu lari sana sini demi menunjukkan kelincahan ala balita kalo sakit dia sendiri yang rasa. Masalah over proteksi dengan aset sendiri? kami yes lagi lah. Bukan bermaksut pelit tapi dengan begitu panglima belajar menjalankan amanah menjaga barang2 pemberian, toh beberapa barang yang bisa di bagi dengan teman menurutnya akan dibagi juga saat dia bermain. Lalu, masalahnya dimana?

Nah, sejak memutuskan untuk menyekolahkan panglima di usia 4 tahun dengan mendaftarkan di taman kanak2, niat awal kami adalah membuka pergaulan anak menjadi agak sedikit luas dengan mengurai lingkungan yang semula hanya berpatokan pada keluarga inti (Abi ummi dan kakak Deni), lingkaran dalam (Abusyik, Jiddah, Nenek, Miwa2, Pakwa2, Abang2 dan Kakak2 sepupu), keluarga besar (Adiknya jiddah abusyik nenek, sepupu2 ummi dan abi) serta lingkungan seputaran rumah).

Saat awal2 TK sih ga masalah ya, karena milih sekolah juga yang ga full berorientasi pada kegiatan belajar, maka sedikit nyantai dan membuat tujuan utama kami yang memang hendak mengajarkan perkawanan, etika, dan tetek bengek pergaulan yang semula sudah kami ajarkan dirumah  bisa dipraktekkan di lingk sekolah bisa terpenuhi. *halah...teteuuop harus muji diri hehehehe

Kondisi berbeda ketika sudah mulai sekolah di madrasah ini. Dengan maksud demi dapat membuka komunikasi antara guru dan orang tua, setiap jemput pulang sekolah, Ummi sempatkan berdialog singkat dengan ibu walikelas demi untuk mengetahui perkembangan panglima disekolah. Tetap tujuan utama, ga perlu harus pinter banget, yang penting dianya mau dan bisa 60% aja sudah cukup. Toh baru kelas satu ini kan? Ummi nya saja dulu kelas satu baru belajar baca. Bukan enggak mau mengikuti perkembangan zaman yang menuntut serba cepat dan moderat. Tapi, Ini anak, bukan mesin. Kembali kepada fitrah perkembangan anak yang digambarkan dalam agama yang saya imani, maka itulah pakem saya. 

Tapi, apa yang terjadi, minggu2 awal laporan positif yang daya dapat. Selanjutnya? bu walikelas mulai mengeluhkan panglima yang suka terlena dan malas menulis. Kalo kerjaan belum selesai dan disuruh lanjutkan, maka dia ga mau dengar dan masukin buku ke tas *hahahhahaha ini ketawanya sambil miris. Bagaimana saya dan suami menyikapi?

Awal2 panik, sebelum ketemu suami malamnya, panglima sempat saya introgasi dan dialog kami alot, panglima ga mau jelasin kenapa dia bertindak begitu. Meski sudah saya katakan, ini bukan TK lagi, ga boleh main2 lagi, tapi tetap aja dianya pasang muka lempeng *ummi merasa mau ngunyah kertas.
Bahkan tanpa sempat panglimanya istrihat, tanpa peduli dianya lelah saya paksa buka lagi bukunya dan menyelesaikan apa yg belum di buat di sekolah tadi. Abis shalat magrib, emosi masi diubun2, nunggu suami pulang kok ya lama banget. Setelah nidurin si komandan, panglima saya perintahkan makan malam tanpa ditemani, disuruh sikat gigi, trus bobok. Ga boleh keluar kamar lagi. Padahal dia masi jawab kalo mau shalat isya dulu.

Rumah sunyi satu jam......anak2 tidur, abi belum pulang, Ummi diam, merenung dan mulai nangis.................................. *pasangbacksound ala2 film sedih gitu ya...

Abi pulang sambil nemenin di meja makan langsung mengalir cerita monolog tanpa bisa dibendung lengkap dengan tanda baca titik dan koma ga pake jeda buat iklan sponsor. Abi dengerin dengan seksama, tapi ga pake air mata loh...Ummi kan kalo cerita masalah anak2 ga pake nangis meski didepan Abi, air matanya baru keluar kalo udah sendiri *ceritanya sok kuat sok super gitu..... 
Selesai monolog, mulai pak Abi membuka dialog, kita cerita, adu argumen, saling ngasi saran, lempar pendapat *bukan sendok garpu piring panci wajan kompor ya!! hingga akhirnya si abi menyadarkan saya dengan pertanyaan : "ini bukan si ibu yang ngelapor kan? ini karena ummi yang nanya kan? dan Ummi ga juga nanya sama ibunya apa panglima yang paing bawah di posisi kelas kan? artinya, ada kemungkinan masi ada anak2 lain yang jauh dibawah panglima. Kenapa pula mesti risau?
*whuaaaatttt?????  Ini kan bener pake banget? Toh kalo saya ga nanya si Ibu ga akan ngasi tau, kalo ga ngasi tau kan belum ada laporan resmi artinya panglima. 

Setelah diskusi panjang, ummi buru2 wudhu trus shalat isya. trus nangis, mewek lebay. Untung belum terlambat, untuk belum berhari2 di ospek si panglimanya. Ya Allah apa dosa panglima? DIa baru kelas satu, sekolah pun belum satu semester, kenapa harus diburu? trus kalo anak orang kelas satu bahkan udah bisa cas cus bahasa Inggris dan menghitung kali2 dua belas lancar jaya gimana? Itu bukan anak saya, kenapa harus disamakan?? Serah emaknya lah....

Anak itu berbeda, ga bisa dianggap sama, ga bisa disamaratakan, gabisa di seragamkan. Perbedaan mereka menjadi fitrah dan berkah dari Allah. Kenapa saya harus malu dengan laporan sang guru? Padahal ada orang tua spesial yang ditipkan anak2 spesial, mereka ga malu, bahkan mereka kuat dan bertahan demi anak2 mereka.

Saya merasa hina....saya merasa ibu yang tidak berguna....
Allah kirimkan panglima kepada kami segera setelah menikah, dia merupakan berkah dan hadiah. Disaat ada pasangan yang menanti bertahun2, Panglima disegerakan Allah. Disaat anak2 lain grasa grusu bermain, panglima ga susah dikendalikan. Disaat anak2 lain high maintanace dalam dibesarkan. maka panglima itu berbiaya murah meriah. Ga nolak dikasi apapun, ga tantrum saat ga dituruti permintaan, mintanya pun ga macam2 dan yang paling hebat ga marah dan merasa tersaingi saat komandan hadir merebut tahta nya sebagai anak tunggal yang sudah 6 tahun dipegang...Panglima memang luar biasa... *mulai netes air mata...mullai mellowwww

Ya Allah...Sejak besoknya, saya cuma sounding aja ke panglima bahwa ga ada anak bodoh, yang ada anak malas. Bodoh ada obat tapi malas ga ada obat. Kita harus rajin, ga apa ga bisa dengan tugas sekolah tapi perintah bu walikelas harus dilaksanakan. Jika memang ga menang dalam angka, minimal menang di hati walikelasnya jadi anak yang manis dan shaleh. Panglima cuma masi belum mau dan telaten menulis saja. membaca nya dia sudah bisa. Pe er  ummi aja untuk sering2 ajak belajar nulis saat senggang. Chaiyyoooo

wassalam







Minggu, 20 Agustus 2017

Panglima dan Sekolah Baru nya...

Setelah gagal sekolah ditempat yang pertama diburu pada saat itu, akhirnya ummi merubah rencana. mulai dari awal-awal lagi hunting2 sekolah hingga akhirnya mutusin sekolah mana yang akhirnya dipilih. Pilihan akhirnya jatuh ke sekolah agama negeri seperti yang dulu ummi jalani. Agak berat memang melepaskan dengan ikhlas sesuatu yang kita inginkan. Tapi kan sesuatu itu berjalan berdasarkan kehendak Allah, bukan kemauan kita manusia. Akhirnya yaa.. relakan...

Gagal SDIT tidak membuat ummi harus beralih ke SD lain meskipun ada satu lagi sekolah swasta yang katanya bagus disini, tapi BIG NO!!!. SDIT jadi pilihan karena pengen punya anak jadi hafidz. Tapi kalo ga keterima di SDIT ya ga ada cerita masuk SD umum negeri. Bagaimanapun Madrasah jadi pilihan utama karena dizaman serba edan ini landasan utama agama menjadi pondasi penting mendidik anak menuju akhirat yang bahagia. Bagaimanapun kami mengimani dunia sementara saja, ngapain diburu banget anak harus sekolah yang superduper hebat. lhah wong masi kecil ini juga. Dikarenakan masi kecil maka si panglima dengan otak yang masih belum terisi penuh ini harus diisi pendidikan agama banyak2, biar kuat mental. *sekiandarimamah* hahahahaha


Setelah daftar, pengumuman, daftar ulang, tes seragam. Tinggallah masa2 menikmati sisa2 liburan sebelum mulai sekolah SD. Ceritanya kalo sudah SD jadi ga bisa ada jadwal short escape holiday lagi kan yes, ga bisa cabut seenaknya libur sehari dua hari. bisa2 kena teguran bu guru *hehehe
Jadi, selama masa liburan sisa-sisa perjuangan itu, ummi mulai sounding ke panglima apa yang boleh dan tidak dilakukan saat hari2 pertama sekolah. mu;ai dari ga boleh merengek, ga boleh nangis di sekolah, ga boleh minta ummi tungguin sampe pulang, j=kalem, jangan ganggu teman sampe hal yang paling penting JANGAN MAU DIGANGGU TEMAN ALIAS DIBULLY!!!!

Ya, mengingat panglima anaknya agak pasif dalam hal bertahan, kami selalu menekankan, kalo diganggu orang, balas. Dia pukul panglima balas pukul, dia nendang panglima balas nendang, dia ejek panglima balas ejek. Jangan nangis, kalo ga mempan lapor guru, sorenya cerita ke ummi biar ummi yang datangi sekolah. tapi.....jangan coba2 untuk mulai ganggu orang duluan. Inilah dilema emak2 muda jaman sekarang. Bukan kita ajari anak untuk berkelahi sihhhh... tapi melihat kemampuan si anak, melihat usaha kita ngajari akhlak terpuji untuk si anak dari rumah, melihat perilaku si anak yang menurut saya termasuk baik budi, kan agak panas juga kalo anak kita digangguin anak orang yang kadang ga diajari tata krama dirumahnya. Saya akan bersikap sangat aktif terhadap bully. Eman-eman anakku tak lahirkan tak rawat tak sayang2 kok ya dipuluk orang. Situ sehat??
makanya agak2 was2 sebenarnya melepas anak. Tapi kalo emak ga tenang anak ga nyaman. maka setelah diajari, dititip keguru selepasnya serahkan ke Allah. biarkan Allah yang jaga anak2 kita.

Jadilah, di hari H, panglima sekolah dengan gagah berani. diantar, ditungguin bentar sampe dapat ruangan kelas, dilihatin waktu milih kursi sampe akhirnya di intip2 bentar sebelum malah si panglima yang usir ummi pulang *hehehe

Alhamdulillah semua berjalan lancar. Diminggu pertama panglima udah bisa jajan sendiri di koperasi, udah bisa minta ijin sendiri untuk ke kamar mandi juga udah bisa dikasi tau tempat nunggu kalo udah waktu pulang. semoga semua yang dicita-citakan kesampaian ya sayang..Jadilah anak shaleh yang taat, dalam lindungan islam dan iman. Selalu bisa anak yang membanggakan orang tua. Apapun kondisimu ummi dan Abi akan sellau bangga kepadamu. Tetap di jalan Allah ya nak.

ini waktu testdrive seragam 


sambil nungguin pengumuman ruang kelas


Masih nunggu intruksi ibu wali


Akhirat sebelum dunia

ummi pulang yaaaa...


Minggu, 23 Juli 2017

hunian baru dan Anggota Baru :D

Hi, fellas.
setelah sekian lama ga nge blog dikarenakan koneksi dan juga berbagai halangan lainnya, termasuk karena kecapekan dan mual muntah masa hamil, Akhirnya kita bersua lagi :). Banyak banget kabar yang pengen di update dan di share demi berbagi kebahagiaan dengan teman-teman syekaliaaan.... 

Yang pertama tentang hunian baru. Setelah berpikir panjang dan diskusi yang penuh pemikiran dengan bapak boss, kami memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak dengan rumah lama. Selain pada saat itu saya berencana hendak hamil *yang berimbas pada jarak yang kejauhan untuk ditempuh sehari2 dengan lokasi kami bekerja*, juga karena sang pemilik rumah berencana hendak menjual rumah tersebut. Kami sempat ditawari, maksud hati karena beliau sudah jatuh hati pada kebaikan kami yang menjaga rumah selama kami sewa, juga karena beliau ingin hubungan kami selamanya terjaga dengan rumah yang berpindah tangan ke kami. Tapi apa daya, harga yang dibuka kebangetaaan mihilnyiii. Ya sudahlah, ga berjodoh kitanya. Dan Kontrakan baru ini lokasinya balik lagi ke tengah kota. Makin dekat dengan Jiddah dan ABusyik. Enaknya, kalo mau jalan2 lebih gampang, kalo ada kendala mengenai pengasuhan baby bisa minta tolong jiddah dan gampang juga pengawasannya. 

Iyess banget,  yang kedua mengenai kabar keluarga baru. Panglima dapat adek :) Setelah kegagalan akibat Blighted Ovum hampir dua tahun lalu, 10 bulan kemudian Allah ngasi lagi kesempatan lagi buat hamil. Setelah Idul Fitri 1437H tahun lalu, saya dinyatakan positif hamil. Dan Alhamdulillah semua berjalan lancar dan sehat tanpa kendala hingga saat melahirkan tiba. 

Bayi laki-laki lagi seperti abangnya -dengan berat 3100gr dan panjang 49cm- itu dilahirkan dengan cara operasi kembali setelah melalui drama panjang sekitar nyaris 24 jam. Kami memaggilnya Arsyad, lahir akhir maret 2017. Si Panglima kecil ini disambut baik dan sangat penuh kasih sayang serta cinta oleh si abang, yang kini dipanggil Panglima besar. Secara umur panglima kan udah sangat cukup untuk punya adek, 6 tahun. Ditambah lagi selama proses persalinan yang 24 jam menegangkan itu, si abng panglima selalu setia disamping umminya. Meski sesekali ummi keluar suara keras karena panglima agak merengek, tapi ummi tertolong banget dengan kehadiran panglima di antara kami. emang sudah diniatkan dari awal, kedatangan adek baru ini harus kami sambut bertiga, tanpa ada yang merasa tersisih dan si adek merasa disayang oleh penghuni awal.

Jelous? Awal masa kehamilan sih iya, tiap ditanyain :"abang mau ada adek ga?" dijawab selalu dengan penuh istiqamah : "ga usah mi, kita bertiga aja, ga enak berempat" hehehe. Tapi Alhamdulillah semua terjawab dengan kebaikan hati si bocah yang berlapang dada menerima adeknya segera setelah dizinkan jenguk di kamar bayi.

Terus, sekarang gimana? Posesssiiiffff!!! hahahha
kalo dibawa ke rumah jiddah ato ke tempat nenek, tiap ada yang mau gendong adek si abang malah selalu menjerit. Trus kalopun dibolehin dengan berbagai syarat ga boleh ini ga boleh itu. pusing deh.

Sekian dulu info mengenai hunian dan penghuni baru ya. ntar kapan2 kita cerita2 lagi tentang hunian ini. Sekarang dimohonkan doa yang amat sangat banyak kepada kami supaya disegerakan punya hunian sendiri hadiah dari Allah ya...Aaamiinn..






Kamis, 12 Mei 2016

Touring lintas tenggara

Libur panjang akhir pekan kemarin sejatinya kami tidak punya rencana apa-apa. Hanya saja, Abi pulang kantor sorenya Abi sempat cerita kalo Pak Helmi *teman sekantor abi yang nyusul kita ke takengon yang lalu* berencana untuk keliling aceh melalui takengon. Kalo lintas barat kan udah banyak orang jelajah, karena medan yang datar pesisir pantai. Nah, Pak Helmi mau lewat jalur tengah alias Takengon trus ke tenggara lalu keluar lewat Sidikalang, Brastagi lalu ke Medan. 

Awalnya tak ada pikiran dan keinginan, berhubung tabungan kita yang menipis dan ada sedikit kekhawatiran karena si bocah panglima yang masih kecil. Takutnya dia kurang kuat dan bosan diperjalanan yang rencana memakan waktu sampai hari minggu. Touring nya sih direncanakan akan berjalan santai dan berenti dimana suka. Tapi entah siapa yang memulai, dari sore sampe abis isya malam itu, pembahasan tentang touring ini tak pernah berhenti. Hingga pada jam sembilan malam Abi nelpon pak Helmi untuk tanya kepastian. 

Belum selesai basa basi si bapak langsung bilang "Ikut!!! jangan pikir2 lagi, pokoknya ikut ya! saya tunggu besok jam delapan, kita lewat jalur simpang KKA kemaren." nutup telp, Abi cuma bisa ketawa. 

Belum juga kami mengambil keputusan, tapi malam itu kami keluar ke kota. Bermaksud mempersiapkan logistik dan ambil ban serap di rumah Jiddah sambil pamit ke Jiddah Abusyik, kami masi sempat ke apotik untuk melengkapi kotak P3K yang mulai menipis. Pulang dari kota, ummi juga sempat2nya packing kecil2an. Padahal tetap belum ada keputusan hehehehe. Kami memutuskan untuk memberi keputusan ikut ato ga besok paginya abis shalat subuh. 

Selepas subuh, Abi buat keputusan kalo kita ikut. And the packing pun di mulai. hohoho... dan jam delapan si bapak bener2 nelpon lagi. Katanya blio sudah di jalan masuk simpang KKa dan lagi nunggu rombongan pak Edi *bos besar kantor abi*. Kita berangkat pake tiga mobil dengan jumlah personil 12 orang. 

Hasilnya? Luar biasssaaaa....MasyaAllah pemandangannya luar biasa. Jalan berliku naik turun gunung ga bikin lelah mata memandang,  Terbayar lunas pula saat sore hari pertama masuk Bl.Kejeren kami melihat pemandangan perkampungan di bawah yang terturup awan, fantastis. Kayak pemandangan dari atas pesawat. Laksana Negeri di Atas Awan :)

Alhamdulillah sepanjang perjalanan si panglima aman dan nyaman, masuk hari ketiga di Brastagi panglima mulai cari panggung. Singgah di Funland jadi wilayah kekuasaannya. Banyak wahana yang diminta, ujung2 nya terpaksa berhenti karena hujan. lepas Dhuhur kami bergerak ke Medan.

Hari terakhir di Medan, saatnya ngemol :) Kami baru pulang menjelang magrib dan dinihari touchdown rumah tercinta. Ada sedikit drama yang dimainkan panglima. Panglima nangis minta untuk ga pulang dan tetap dihotel. How come?? hahaha

Menyenangkan, Alhamdulillah liburan kali ini menyenangkan, Yazid senang, Abi girang Ummi pun riang. 

Mau lihat fotonya? 
Cek gambar-gambar dibawah ini ya..


cantik, sayang panglima bobok ga bisa jepret2


Teman seperjalanan kali ini


Dari bl.kejeren ke kutacane


keliatan ga, rute kelok2 nya


Sungai ini mendekati masuk perkotaan kutacane


Masjid Agung Kutacane, soo nice


Giliran panglima senang2


their happines is my goal :)


perjalanan berakhir disini


Selasa, 19 April 2016

thumbdown for apotik KF LSM

Setelah mengalami BO akhir tahun lalu dan luruh sendiri 3 minggu sesudahnya, siklus menstruasi saya kacau meski tidak terlalu balau *eeaaaa...* Bulan pertama, setelah  masa bersih, saya datang bulan lebih cepat 5 hari. Bulan selanjutnya malah di PHP-in sampe telat 4 hari, udah degdegser senang aja karena kirain bakalan positif lagi *elap ingus sroooooooot. Dan sekarang, malah datang flek di antara masa datang bulan. Panik, takut, bimbang, galau dan sedih juga penasaran, saya ajak Abi panglima untuk check up ke DSOG.

Jadilah, setelah magrib senin kemarin, kami meluncur ke kota *secara tinggalnya di desa :>*. Pilihan jatuh kepada DSOG perempuan baru di kota ini yang juga istri seorang rekan di kantor. Dari testimoni yang saya dengar2, DSOG nya sih ramah, baik, banyak waktu buat konsultasi dan mau aja ngeladeni tanya jawab tanpa buru2. Lokasi klinik nya sendiri berada di dalam satu gedung dengan apotik Kimia Farma yang menjadi lokasi klinik bersama bersama beberapa dokter lain.

Setelah di drop sama Abi ke lokasi, abi langsung berangkat muter muter sama panglima, panglima kan paling ga betah duduk lama, takutnya lagi antri minta pulang. Jadilah saya mendaftar dan nunggu sendiri di ruang tunggu. Ternyata, pasiennya DSOG ini ga banyak, karena masi terhitung baru, dari nomor antrian sekian, berhubung bukanya dari pagi, maka sebentar aja udah dipanggil :)

Masuk ke ruang konsultasi saya tanya jawab bentar trus diperiksa. Alhamdulillah, hasilnya sih rahim bersih sehat dan siap dibuahi tanpa adanya miom, kista dsb dsb....*puji syukur kepada Allah* Tapi berhubung waktu yang masih banyak dan tidak terburu2, kami lanjut ke tanya jawab lain yang lebih dalam. Setelah selesai konsul, saya diserahkan kartu konsultasi yang telah ditulis resep untuk dibawa ke kasir dan apotik. 

Merasa agak malas untuk beli obat diapotik KF, saya cuma berniat bayar biaya konsul saja. Agak kaget begitu disebut biaya konsul 200rb rupiah. Setahu saya, dsog ini selain testi yang disebut diatas juga terkenal murah. Memang, saya sudah lebih dulu bilang ke petugasnya kalo saya minta copy resep karena mau beli diluar. belakangan saya baru sadar, jangan2 ini trik mereka buat memperdayai orang2 yang ga niat nebus obat dipaotik itu. Oke, saya masih bersabar. Toh ini pengalaman pertama, di akalin begitu saya diam saja. Sebelum keluar saya minta dihitung harga obat itu "290rb bu" katanya.

Setelah nelfon abi untuk dijemput, saya bilang "kita ke Central ya, Bi. Ga usah nebus obat disini."

 Karena merasa ga bermasalah, saya ga cerita apa2 ke Abi. Begitu sampe di Central, ngasi resep dan si kakaknya masuk ke dalam buat cek obat dan ngitung harga, ga lama kakak yang lebih tua (kayanya supervisornya) datang dengan muka cemberut.
 "Bu, saya ga bisa baca resep ini. Ini resep apa? dapat dari Kimia Farma ya?"
 belum sempat saya jawab langsung ditambah lagi
 "Mereka memang gitu bu, sengaja biar ga bisa dibaca plus tanpa dosis pula."
 Saya cuma bisa melongooo... *ga pake iler ya...*
Setelah tanya jawab saya diarahkan ke apotik Matahari disebelah Central
"Biar saya ga ibu anggap mengada2, coba ibu cek sebelah, mereka bisa ga?"

Kluar dari apotik menuju apotik sebelah, saya mulai keluar tanduk. 
"Kak, bisa baca?" Kata saya sambil nunjuk resepnya.
"Bisa, Bu" jawab si karyawan sambil agak sedikit penasaran.
"Ok, Ini obat apa2 aja dan ada barangnya? tanya saya lagi.
"Ini Vitamin, ini penghenti pendarahan, ini hormon penyubur, ibu baru keguguran?"
"Ga, ya udah tolong dihitung ya" jawab saya

Setelah di cek ketersidiaan dan dihitung, si kakak keluar lagi
"Ini satu stok Proster kosong kak, harga total 120rb rupiah"
saya nanya "Emang kalo barengan Proster berapa harganya?
Dijawab "ga tau bu, udah lama kosong stok obat ini"

Setelah bayar separuh resep, saya masuk ke mobil yang nunggu diparkiran dan konsultasi, saya ceritakan pengalaman di kedua apotik itu, abi diammmmm trus nanya
"Emang kalo obat itu ga diminum sepaket sama obat yang tersedia, gapapa? Trus kalo memang diganti dengan obat lain bisa? coba tanya ke apotiknya?"

Saya keluar lagi, trus balik lagi ke apotik Matahari. didalam terjadi lagi percakapan dengan si kakaknya yang untungnya ramah dan mau jawab pertanyaan2 saya.
"kak, kalo obatnya diganti bisa ga? apa berpegaruh negatif?"
"Kenapa, bu? saya kurang tau juga kalo ganti obat, itu harus sesuai perintah dokter. ato ibu balik lagi ke dokternya coba? Karena apotik Kimia Farma ini memang banyak yang komplain, selain harga dimahalin juga nulisnya asal2, biar pasien balik lagi ke dia buat beli obat."
ooohhhh nooooooooo

Saya naik mobil dengan murka, cerita ke Abi dan juga ga kalah spanning nya."Ya udah kita balik, tapi langsung ke dokternya. Kalo dokternya ga bisa kasi resep, ke si kasir bota minta ditulis ulang, kalo dia ga mau, lempar aja sama botol obat yang ditaruh di etalase, bikin panjang urusan. Kok seenaknya saja nyuruh kita mutar2 ga karu2an, padahal kita kan berhak untuk milih mau beli obat dimana?" Ngomong Abi panjang lebar.

Begitu balik ke lokasi, langsung saya ke ruang konsul dokter, dan lah da laaah...si dokter kaget dengan copy resep apotik yang saya bawa. Menurut blio ini bukan obat yang dimaksud, alias salah. Dan kalo sempat Proster itu tersedia, bisa salah obat saya...*shock dan ketakutan* Merasa pihak apotik matahari ga salah, saya langsung nunjukin resep copy asli dr si petugas Kimia Farma ke dokter. Dokternya malah lebih kaget. Tanpa ba bi bu langsung dibuat resep baru yang ditulis di kertas resep. Saat keluar, gasempat lagi deh saya lihat muka si laki2 kasir itu, takut esmosi dan hilang gigi nya :)

Setelah balik lagi ke Apotik, saya sempat ditanyain mau dosis yang mana? yg DSOG tulis atau yang sudah duluan diberi. Ya saya ralat dong, minta yang dsog aja.

Berkaca dari pengalaman itu, saya memutuskan untuk ga lagi-lagi mau berhub dengan si bapak itu, kalopun nnati konsul lagi, cukup dengan membayar konsul dokter aja. *XVCQ#@$%^%&**xhq)*&^^%

akhirul kalam, SEMOGA SAYA LEKAS SEHAT :)



Minggu, 27 Maret 2016

Birthday Boy :)

Februari memanglah bulan penuh sukacita bag keluarga kecil kami. Selain bulan yang memiliki hari yang sedikit (gajian jaraknya dekat dong hehe), juga Abi dan Panglima yang berulang tahun hanya beda 11 hari saja.
Setelah yang lalu ultah abi yang kita hang out makan diluar malam, maka malam tanggal 27 februari kemarin Ummi juga buat agenda buat ngebersihin dapur dan ngegantung panci buat ga masak sama sekali :)

Jadi, ceritanya tanggal 26 malam habis ngaji untuk khatam iqra` 2, ummi sempetin gelitikan becanda sama panglima di tempat tidur. Begitu abi gabung, ummi spontan aja bilang: " ini bocah panglima besok 5 tahun lhoh, bi...". Abi yang sejatinya ga pernah ingat tanggal istimewa (bahkan tanggal ulang tahunnya sendiri dan bahkaaaannn tanggal gajian *hahha) jadi kaget. Emang sih, udah lama di woro-woro kalo bulan feb itu si panglima bakalan ninggalin masa balita. Spontan si babe langsung jawab: "ya udah, ntar abis shalat Isya kita keluar ya, beli jam tangan buat si bocah".

Dan satu jam kemudian kita sudah di toko buat milih2 jam yang cocok buat si panglima. adi nih sebenarnya jam ini niat banget dari abi, udah lama abi mau belikan meskipun panglima belum bisa baca waktu. Tapi tak apa lah, namanya hadiah ultah. Pulang dari sana tiap sepuluh menit panglima selalu update; "mi, udah jam berapa?" hahahaha

PUlang dari toko panglima super duper sibuk minta ke rumah abusyik mau nunjukin jam baru ke pakwa agam dan jiddah. berhubung udah malem, ummi pasti yakin itu pagar udah digembok, kita mutusin buat datang besok aja kesana. Tapi, ya namanya panglima,Tetep aja nyampe rumah doi ngapal mau ke jiddah bahkan sampe ketiduran.

Besok paginya di hari Ultah, kami berangkat pagi dr rumah. Pertama sarapan dulu makan mie aceh murah meriah enak, kuliner baru yang ummi dapat infonya dari temen. Lanjut kita kerumah nenek, sambil pamer jam baru, panglima juga ngasi tau doi nya ultah. Dan dapat angpao dong..haha. Lanjut lagi kita ke tempat abusyik. naaaahhhh disini kejadian kocak. Begitu selesai pamer ke jiddah dan abusyik, panglima belum juga puas, usut punya usut ternyata karena pakwa Agam ga dirumah..hahhaa.. Setelah menunggu lama, akhirnya panglima giraaaang banget begitu dengar pintu pagar kebuka, langsung nyamperin pakwa.

Sampe malam ummi dan abi baru pulang ke rumah, Bener bener saatnya membersihkan dapur puas puasin manjain panglima. 

Selamat ultah bocah,,, berakhir sudah masa balita. Kita sekarang mulai rutin belajar Ngaji baca tulis ya..Jangan suka merengek lagi. Alhamdulillah sudah bisa ditinggal dirumah nenek ya, tapi tetep...kalo ga dipaksa ya ngikuuuut aja kemana emak bapaknya. Takut banyak si deh punya adek bayi baru :)


ini malam ultah :)


tetangga belakang, udah mau bekawan 


Jeffrey, Yazid`s best friend at school


Sama Alif juga, soulmate sesama tukang nangis waktu pagi


Ini dirumah jiddah, sama se genk


ama adek Iqis di rumah nenek


NOTE: ini udah di ketik lama tapi ga tau kenapa ga ke post. prasaan udah di posting rupanya masi berbentuk draft :(

Jelajah

Kita sebenarnya keluarga yang ga pernah merencanakan jika hendak liburan. Mau kemana kapan dan dengan siapa, itu mengalir begitu saja. Tidak harus direncanakan kalo libur minggu depan mau kemana, atau berangkat kapan untyk pergi kesana. Kalo kata suami, karena kita berdua memiliki semangat jelajah dan petualang kali ya. Jadi siap gempur aja.
Begitu juga kejadiannya waktu libur paskah disambung weekend minggu lalu. Karena kebosanan dari hari jumat ga tau mau kemana, malam sabtu kami memutuskan untuk mencoba jalan yang baru di buka dari simpang KKA ke arah Takengon. Sebelumnya jalan dari Lhokseumawe ke Takengon hanya satu, melalui kota Bireuen. Dari Lhokseumawe ke Bireunnya sendiri sudah memakan waktu 1 jam 20 menit itung macetnya karena jaraknya udah 63 km.

Berangkat pagi yang awalnya di set jam 8 berjalan sesuai rencana. Dikarenakan sang nyonya malas untuk masak sarapan, jadi sekaliankan dong, kita meluncur ke kota untuk sarapan dan beli beli snack buat bocah trus ambil tape mobil yang lagi di servis. Ternyata oh ternyata, servis nya berjalan agak lama dan makan waktu juga *oohh noooo. Akhirnya kita baru keluar bengkel jam 11 siang dan meluncur meninggalkan kota. Halangan belum selesai karena mesti ke rumah bos nya abi dikantor untuk ngmabil GPS yang dipinjam seminggu lalu. Sebenarnya sih ga perlu juga GPS nya, cuma berhubung ini jalan baru, abi agak sedikit was-was kalo nanti kita bakalan pulang kemalaman. Habis muter sana sini nyari rumah pak bos di daerah Buloh Blang Ara, ketemulah kami dengan si bos. Bapaknya sendiri sempat nanya-nanya, karena beliau juga belum pernah lewat jalan baru itu dan penasaran juga, pengen kali dia ya :)

Ok, tepat jam 12 kita baru cau ke arah Nisam. Oh ya, kita modifikasi jalur sedikit, ga murni lewat simpang KKa, karena untuk ke simpang KKa, kita harus menuju arah barat sejauh 30 km kurang lebih melalui jalan negara medan-bandaAceh. Berhubung kita murni pengen langsung menjelajah masuk hutan, kita mutusin buat lewat jalan simpang buloh, trus langsung ke nisam. jalan buloh-nisam sendiri sudah cukup sering kita lalui. Apa itu mau ke tempat kebun dudu bang Asyraf, ke kebun duren ibu rush, ato cuma jalan2 aja. Jalannya udah bagus aspal hotmix mulus, cuma ada sekitar satu km di pedaerah perkampungan warga yang masih berbatu, tapi ga apa lah, berbalas dengan kepuasan melihat pemukiman kampung yang masi asri dan hijau dengan pohon panjo (kapas) dan kelapa yg memanjakan mata.

Keluar dari pemukiman nisam itu, kita langsung ketemu dengan jalan yang menghubungkan simpang KKA - Bener meriah yang dimaksud tadi. Disini udah mulai hilang pemukiman, cuma satu2 saja rumah kelihatan.. Sisanya mulai ada kebun sawit dan Pinang. Jalannya seruuuuuu,, naik turun tapi ga seberapa berkelok. Padahal Bener Meriah - Takengon adalah daerah Dataran Tinggi Gayo. Artinya kita naik gunung kan ya, yang artinya lagi, di pelajaran IPA jaman sekolah SD, kalo jalan mendaki itu kan bentuk jalannya ulir baut alias berkelok. Naaah... ini jalannya banyakan nanjak, keloknya ga separah jalan negara penghubung Bireuen-Takengon, hehehe artinya lagiiii si Ummi ga mabok darat hahaha

Memang jalan mulus sempat terputus sejauh kurang lebih 17 km karena sedang dalam pengerjaan. Jalan terputus ini letaknya diperbatasan antara Aceh Utara - Bener Meriah. Karena masih sengketa kali ya, otot-ototan siapa yang ngeluarin dana paling sedikit (ini murni sok tau si ummi doang siih). Terbukti juga di palang perbatasan kabupaten, dua daerah ini ga sepakat mengenai titik tapal batas. Yang ada kita malah ketemu dua tiang yang di bakar karen tarik ulur dua panjang daerah yang di klaim. 

Ngelian gunung, jurang, hutan dan angin segar yang berhembus membuat mata dan paru2 rasanya sueggerr banget, ditambah lagi jalan yang masi belm beraspal kan gerajulan membuat mobil berguncang serasa lagi offroad beneran. Si ummi kegirangan, Abi nya kesenangan. Anak??? Panglima ngemill mulu sepanjang jalan, sadar logistik nya panyak, duduk dibelakan pake bedcover dan batal segala membuat goncangan ga sebegitu dirasakan panglima. Pantesan bocah ngunyah mulu dan baru berenti karena udah ngantuk dan ketiduran. Satu lagi, dikarenakan ini jalan baru dan belum banyak orang yang mau dan berani lewat plus kendaraan umum belum lewat disini, jadilah meski berbatu dan pasir, debu ga beterbangan banyak ketika kita dilalu kendaraan lain. So, buka jendela adalah salah satu pilihan untuk dapat menikmati udara tanpa AC kendaraan.

Dijalan bebatuan itu kita lalui sekitar 40 m3nit, karena nanjak dan agak nyantai juga sih, makanya bikin lama. Setelah itu kita bakalan nemuin jalan beraspal lagi tapi sempit banget dan sedikit berkelok. tapi ga bikin mabok tetap. disini sudah mulai ramai pemukiman, warga kabupaten Bener Meriah. Keluar dari jalan ini kita akan ketemu satu kecamatan di Bener Meriah dimana pass baru dibangun Bandara yang baru aja diresmikan jokowi sebulanan yang lalu, belum beroperasi sih.

Nah, kapan ketemu jalan negara Bireuen-Takengonnya? Keluar dari kecamatan itu, jalan sekitar 15 menit trus masuk deh ke simpang balik. Simpang balik ini di jalan negara yang terkenal banyak dijual buah2an menuju takengon. Berhubung kita ga mau ke Takengon, kita putar balik ke jalan kecamatan, nyari makan siang dan shalat.

Jam 3 sore, kita mulai kembali ke jalan pulang. CUma 3.30 jam dan ga kemana2? ya iyalah, namanya juga cuma mau nyoba jalan baru, ya ga niat ngapa2in juga kan? trus deh kita jalan pelan2 sampe jam 4.30 brenti sebentar mau shalat ashar. Yang bikin lucu, Panglima numpang sekalian buang air kecil, pas mau basuh doi kedinginan, airnya kaya es. hahaha Belum lagi abi cerita pas shalat, kiri kanan abi diserang angin yang bikin dingin luar biasa. Pantes abi heran, kok baru jam segitu masyarakatnya udah pake jaket lengkap dengan syal pembungkus kuping segala, maklum lah ya, secara kita kan anak pantai, bukan anak gunung :)

Petualangan baru kembali dimulai ketika selesai dari mushalla dan masuk lagi ke jalan bebatuan, kami dihalang kabut tebbbaaaalll... Asli, secara Ummi dan Abi baru pertama lihat kabut didepan mata (biasanya ada sih, tapi diatas kepala), kami takjub luar biasa. Makin jau ke dalam, jarak pandang malah cuma jadi 5 meter aja. Lapu dihidupkan, jalan dipelankan, klakson juga kativ ditekan. Ga keliatan apa2 tau tau ada aja kendaraan didepan, yang keliatan mana lampunya doang. hahahhah. Sempat kami turun dan mendokumentasikan, tapi ga berani lama2 karena takut daerah tak berpenghuni. 

Setelah kabut berlalu dan hampir mendekati jalan aspal lagi, kami malah dikejutkan dengan ketemu pak bos nya sbi. ahhahahahahahahah. Si bos kira, Abi nginap, makanya jam 3 blio berangkat dari Buloh nyusul kita. kayanya beneran penasaran. Sayang, kita udah balik dan blio bawa keluraga jadi ga mungkin putar balik secara tujuan aja belum sampai kan ya. 

Inilah pengelaman jelajah kami sabtu lalu. Tapi kayanya bakalan balik lagi mau ke air terjun Tansidan Bedin di Bener Meriah. Tapi behubung akses yang jauh dan harus ditambah jalan kaki, kami ga bisa pergi bertiga saja, harus bawa anggota lain sebagai teman diperjalan. Semoga ya, tunggu tanggal muda. Amiin



penampakan jalan berbatu


navigasi via GPS


panglima udah mulai narsis hahaha


ini si bocah loh yang minta ummi gaya


ngantuk parah, kekenyangan dia nya


can you see the fog behind us?

keren kaaan?


ni, si Pak bos yang nyusul kita :)